Gedung Ratu, Tiuh di 'Pelosok Tubaba' tapi Tamunya dari Belanda

28 Agustus 2023, 20:08 WIB
Rombongan dari Yayasan Nipon /dok Tiuh Gedung Ratu Tubaba/

 

 

 

LAMPUNG INSIDER – Gedung Ratu nama tiuh (desa) ini. Berada di Kecamatan Tulangbawang Udik, Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba).

Boleh dibilang tiuh ini ada di pelosok. Pedesaan yang dikelingi kebun dan pertanian. Tanah kering. 

Kepala Tiuh Gedung Ratu, Juaini Bandarsyah, putra asli. Mantan wartawan ini belum satu periode memimpin desa ini. 

Ditemui di sela Begawi Adat Lampung Pepadun Sekretaris KPU Tubaba, Markuriyus, Kepala Tiuh Juaini menjelaskan bahwa Gedung Ratu ini memiliki luas wilayah 4.114 hektare dan jumlah penduduk 2.970 jiwa. 

"Mata pencarian warga di sini mayoritas bertani dan berkebun," kata Ju, sapaan Juaini, Senin 28 Agustus 2023.

Sebagai mantan wartawan dan mengaku "murid" jurnalis cum penyair Naim Emel Prahana ini, telah membentuk sikap dan lakunya dalam mengelola tiuh ini. 

"Pastinya saya suka baca dan terbiasa berpikir progres ke depan," katanya lagi. Selain itu ia suka mengoleksi peninggalan poyang di sini, juga cerita-cerita semacam roman tempo dulu. 

Ia menunjukkan satu roman masa silam dari Tubaba. Transkip yang ditulis orang Belanda didapat dari Universitas Leiden. 

"Ini hadiah sebagai oleh-oleh dari Arman AZ, peneliti sejarah Lampung tempo dulu sepulang dari Belanda," kata Juaini menunjukkan transkrip seukuran kuarto. 

Selain itu, dia menjelaskan, ada banyak cerita dan sejarah yang menarik dari Tiuh Gedung Ratu. Baik yang sudah digali maupun masih tersimpan. Kalau benda-benda, diakui Juaini, sebagian sudah dikoleksinya.

 

Dr Dik van

Dikatakan lagi, biarpun tiuh ini seperti berada di pelosok karena jauh dari pusat ibukokota Kabupaten Tulangbawang Barat, Panaragan, tidak berarti desa ini terisolir dan asing.

"Terbukti kerap dikunjungi warga asing, dari Belanda, Jepang, maupun Cina."

Umumnya mereka tertarik dengan alam di sini dan peninggalan sejarah masa kolonial. 

Bisa dimaklumi, Tubaba – seperti juga Tulangbawang sebagai kabupaten induk sebelum pemekaran, terbentang Sungai Tulangbawang yang muaranya ke laut. 

Selain itu, menurut sejarah di Tulangbawang ini pernah ada kerajaan. Dipimpin oleh Raja Minak Pati Pejurit. Putra dari Raja Tuan Rio Mangkubumi.

"Para pendatang dari mancanegara ke sini, umumnya mengagumi alam dan lingkungan di Gedung Ratu," jelas Juaini lagi.

Rumah-rumah panggung, bangunan khas etnis Lampung, masih banyak yang dipertahankan. Pemiliknya masih merawat agar tidak punah digerus zaman dan modernisasi.

"Warga berupaya mempertahankan keaslian bangunan, dan merawatnya," kata dia. ***

Editor: Isbedy Stiawan ZS

Tags

Terkini

Terpopuler