Lampung Selatan Bentuk 17 Desa Tangguh Bencana: Upaya Meningkatkan Ketahanan Masyarakat di Daerah Rawan

Tayang: 8 Juni 2024, 13:36 WIB
Penulis: Arief Mulyadin
Editor: Tim Lampung Insider
Ilustrasi Simulasi Siaga Bencana
Ilustrasi Simulasi Siaga Bencana /


LAMPUNG INSIDER - Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus mengembangkan inisiatif Desa Tangguh Bencana (Destana) untuk meningkatkan kapasitas masyarakat di daerah rawan bencana. Hingga kini, BPBD Lampung Selatan telah membentuk 17 Destana di berbagai desa.

Pada tahun 2023, BPBD Lampung Selatan menambah enam Destana baru di Desa Totoharjo dan Desa Kelawi Kecamatan Bakauheni, Desa Kunjir dan Desa Tejang Pulau Sebesi Kecamatan Rajabasa, serta Desa Rajabasa dan Desa Merak Belantung Kecamatan Kalianda.

Sebelumnya, 11 Destana telah dibentuk di Desa Banding, Desa Sukaraja, Desa Suka Banjar, Desa Talang Baru, Desa Bandar Agung, Desa Way Multi, Desa Wai Muli Timur, Desa Candimas, Desa Branti Raya, Desa Rarahan, dan Desa Rangai Tri Tunggal.

Pembentukan Destana dilakukan secara partisipatif dengan metode PRA (Participatory Rural Appraisal), di mana fasilitator membantu masyarakat dalam mengidentifikasi masalah, merumuskan solusi, dan menentukan langkah-langkah yang perlu diambil.

Dalam struktur Destana, diharapkan terbentuk Satgas PB, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa, dan Rencana Kontinjensi (Renkon) Desa.

Dr. Muhammad Fikri Akbar, Wakil Ketua Bidang Advokasi dan Komunikasi PT Miskat, pada konferensi pers terkait Destana di Novotel Bandar Lampung, Jumat 7 Juni 2024 menyampaikan bahwa bahwa tujuan pembentukan Destana adalah untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana, memperkuat fungsi kelembagaan desa dalam mengurangi risiko bencana, serta meningkatkan kecepatan respon tanggap darurat.

Fikri juga menyampaikan bahwa proses peningkatan ketangguhan bencana ini telah memasuki tahap penilaian setelah berlangsung selama 10 bulan, melibatkan enam kelurahan di Bandar Lampung dan lima desa serta satu kelurahan di Lampung Selatan.

Proses penilaian ketangguhan bencana ini dikategorikan dalam tiga tingkatan: Pratama, Madya, dan Utama. Fikri menekankan pentingnya persiapan desa dalam menghadapi bencana seperti tsunami dan gempa bumi. Saat ini, dari enam desa baru satu desa di Lampung Selatan yang mencapai status Madya, sementara desa lainnya masih berstatus Pratama.

Salah satu metode sosialisasi yang dilakukan adalah simulasi bencana yang melibatkan perwakilan warga dengan komposisi 50% wanita dan 50% pria. Dalam simulasi ini, warga diminta untuk menyelamatkan barang-barang berharga seperti dokumen, perhiasan, dan uang, seolah-olah mereka berada dalam situasi bencana yang sebenarnya.

Fikri berharap inisiasi ini dapat dilanjutkan oleh pemerintah desa dengan melibatkan berbagai stakeholder kebencanaan untuk mencapai ketangguhan bangsa dalam menghadapi bencana.

Hingga kini, PT Miskat telah melakukan 29 kegiatan dengan dukungan BPBD Provinsi dan kabupaten/kota. Mereka berharap ke depan dapat membentuk forum desa tangguh penanggulangan bencana di setiap kabupaten/kota, termasuk Bandar Lampung.***


Tags

Terkini

Trending

Berita Pilgub