Pengakuan Maman S Mahayana: Tentang Puisi ‘Langit’ Yudhistira ANM Massardi

3 April 2024, 12:20 WIB
Maman S Mahayana, akademi dan kritikus sastra /Facebook Maman S Mahayana/isb

 

LAMPUNG INSIDER – Mas Yudhis, pergilah dengan tenang. Insya Allah, khusnul khotimah!

Terima kasih sudah memberi kepercayaan kepada saya untuk membuat kata pengantar antologi puisi Akhirnya Kita Seperti Dedaun (2024). 

Maafkan saya, sebab di Kata Pengantar itu, terus terang, saya menyembunyikan sesuatu berkaitan dengan puisi yang berjudul “Puisi Mempersiapkan Diri bagi Kematianku”. 

Ya! Bagi saya, itu puisi “langit”. Saya tidak berani membicarakan puisi yang begitu mencekam dan yang begitu kuat merontokkan kesombongan itu. Maka, saya cukup memberi judul Kata Pengantar itu sebagai Isyarat Tuhan!

Kini, puisi itu bukan lagi isyarat Tuhan. Ia laksana fatwa penyair dalam merenungi kehidupan ini, bahwa kita –dedaun– itu akan menemukan jalannya sendiri. 

Izinkan saya mengutip lengkap puisi “langit” yang mencekam itu.

Yudhistira ANM Massardi

PUISI MEMPERSIAPKAN DIRI BAGI KEMATIANKU

 

Entah di mana kuburku nanti

Kata-kata tidak akan mencariku lagi

Mereka meninggalkan hati

Menutupkan lisan

Merapatkan jemari

Di pintu sunyi

 

Pintu di alam nanti

Di ruang-ruang rahasia

Yang disembunyikan kehidupan 

Agar kematian menemukan jalan sendiri

Yang dirindukan semua puisi

 

Yang dirindukan para penyair

Di tanah merah bertabur bunga

Selain adzan, solat dan solawat

: Hening bunyi "ning"

(Entah dawai mana yang memetik string) 

Bunyi ruh megatruh

Gamelan pelan

Rebab yang sembab

 

Puisiku menuangkan isinya

Ke lahat rehatnya

: Pusara aksara

+

Pias riasnya

Pasi spasinya

 

Bekasi, November 2022.

 

Catatan redaksi: Tulisan “pengakuan” Maman S Mahayana ini dibagikan di laman FB kritikus sastra, akademisi, dan pernah jadi pengajar di FIB Universitas Indonesia. 

Maman adalah ketua Yayasan Hari Puisi Indonesia, yang menggelar tiap tahun sayembara buku puisi.***

Baca Juga: Inna Lillahi…’Rudi Jalak Gugat’ Yudhistira Wafat, Sastra Indonesia Berduka

Editor: Isbedy Stiawan ZS

Tags

Terkini

Terpopuler