LAMPUNG INSIDER – Rempang dan Pulau Galang, Batam, hari-hari belakangan ini jadi topik pemberitaan.
Penduduk di 16 kampung di sana, dan sekira 20 ribu jiwa menghuni sejak lama kini akan "ditendang" ke entah. Rempang dan Galang adalah penduduk Melayu. Tak ayal masyarakat melayu di tanah air turut mengecam
Sejumlah penyair Indonesia menggalang dan akan menerbitkan buku puisi yang menyuarakan Rempang yang terluka. Lalu secara individu, mereka memposting puisi di laman media sosial.
Tarmizi, penyair asal Batam dan pimpinan Komunitasi Rumahitam, bahkan naik panggung unjuk rasa di depan Kantor BP Batam. Ia bersama seribuan pengunjuk rasa lainnya.
Menurur Tarmizi Rumahitam, dirinya hanya punya puisi. Untuk Rempang ia datang.
"Saya yakin dan percaya sejarah akan mencatat perjuangan Melayu Rempang," kata Tarmizi yang juga memproduk tanjak.
Ditambahkannya, investasi membuat rakyat dan aparat bentrok, belasan masa aksi diproses hukum.
"Rakyat dan aparat sama-sama korban, investasi yang masih gaib dan belum pasti memberi kesejahteraan telah membuat rakyat dan aparat berjibaku."
Kata Tarmizi lagi, ini menyedihkan, sesama bangsa sendiri saling hantam, kelak siapakah yang paling besar dapat untung, dan siapa yang paling buntung?
Inilah puisi-puisi dari Tarmizi Rumahitam (Batam) dan Samsuni Sarman (Banjarmasin).
Tarmizi Rumahitam
: orang rempang
Bismillahirrahmanirrahim
salam pada alam, langit dan bumi
salam orang rempang
akulah orang rempang
zuriat askar raja haji yang terbilang, menghadang badai dan gelombang hingga ke teluk ketapang. masa itu 1782 hinggakan 1784, tersebut dalam sejarah, perang riau satu. rempang, galang dan bulang kokoh menghadang serangan datang, lalu balek menerjang menyerang
1784 hinggakan 1787, sultan mahmud riayatsyah kembali gelorakan perlawanan pada kompeni penjajah. orang rempang, galang dan bulang askar melayu terbilang kembali ke medan juang, membela negeri bersama daulat sultan dijulang tinggi
akulah orang rempang, akulah orang galang dan bulang, pewaris semangat tuah, jebat dan nadim yang kini menghadang kekuasaan zalim yang datang dengan janji janji dan investasi, tapi nak habisi kampung kampung kami, kampung yang kami warisi ratusan tahun lamanya
dulu
moyang kami bertikam lawan kompeni. tapi kenapa dimusim ini, kami harus terusir dari kampung sendiri
akulah orang rempang, bulang dan galang, tak kan beranjak dari tanah tempat berpijak, tanah warisan moyang wira wira gemilang. esa hilang, dua terbilang, tiada rela kampung kan hilang
rumahitam-batam, sept 2023
*
Samsuni Sarman
Rempang itu Indonesia
Melayu itu tumpah darah Indonesia hanya karena investasi kau lesapkan tanah Indonesia kau rendam jejak leluhur bumi melayu
Rempang itu Indonesia
akankah juga kau rempangkan demi investasi dan membumi hanguskan tanah leluhur melayu - Indonesia maju bukan memerdekakan bangsa asing di tanah pertiwi
Rempang itu Indonesia
lahir dan hidup sewangi di nusantara, katamu
patok-patok itu menjadi pahat yang tajam di hati kami, sejengkal tanah wadah hidup beranak-pianak adalah kebaikan yang berubah hitam di mata kami, mestinya takberulang demi melunasi hutang
Rempang itu Indonesia, bukan
bjm sept draft