Candi Ngawen: Candi Buddha yang Dijaga Empat Patung Singa

- 23 Mei 2024, 17:40 WIB
/

LAMPUNG INSIDER- Candi Ngawen tidak hanya menawarkan keindahan arsitektur batu andesitnya, tetapi juga suasana sekitar yang masih alami dengan penduduk yang ramah dan lingkungan yang terjaga.

Secara umum, kompleks Candi Ngawen terdiri dari empat candi utama: Candi Ngawen I, II, III, dan IV, yang masing-masing memperlihatkan keindahan khas percandian Buddha yang menawan. Candi ini ditandai dengan adanya arca Dhyani Buddha Ratnasambhawa di Candi Ngawen II dan arca Dhyani Buddha Amitabha di Candi Ngawen IV, menunjukkan nuansa Buddha yang kental. Berdasarkan gaya arsitekturnya, Candi Ngawen dibangun sekitar abad ke-9 Masehi.

 Pemugaran dan Kondisi Candi

Dari lima candi yang ada di kompleks Candi Ngawen, hanya Candi II yang telah dipugar pada tahun 1927 sehingga memiliki komponen yang paling lengkap. Empat candi lainnya hanya tinggal kaki-kaki candi. Candi I adalah yang terparah kondisinya, hanya menyisakan pondasi.

 Patung Singa di Empat Penjuru Angin

Keunikan lain dari Candi Ngawen adalah keberadaan patung singa di keempat sudutnya, yang menghadap ke empat penjuru mata angin. Meskipun bentuk bangunannya mirip dengan candi Hindu karena puncaknya yang meruncing, candi ini memiliki stupa dan teras (undak-undak) yang menjadi simbol khas candi-candi Buddha.

Candi Ngawen terletak di area yang berdampingan dengan hamparan sawah milik warga, memberikan panorama yang berbeda dibandingkan kompleks percandian lainnya di Magelang. Wisatawan tidak hanya bisa menikmati keindahan situs sejarah, tetapi juga melihat aktivitas warga sekitar yang sedang bercocok tanam.

 Ekskavasi Candi Ngawen

Penelitian awal terhadap Candi Ngawen dilakukan oleh Van Erp pada tahun 1920. Ia memulai ekskavasi dengan mengeringkan lahan sawah tempat candi ini ditemukan. Hingga kini, candi ini tetap dikelilingi hamparan sawah yang menambah keindahannya.

 Gotong Royong dalam Pembangunan

Penelitian menunjukkan bahwa kompleks Candi Ngawen dibangun secara gotong-royong oleh Raja Pikatan Dyah Siladu dari Dinasti Sanjaya dan Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra sekitar tahun 746 Saka atau 824 Masehi. Hal ini didukung oleh keberadaan Prasasti Karangtengah tahun 824 M.

 Tertimbun Letusan Gunung Merapi

Candi Ngawen sempat hilang dari permukaan karena tertimbun tanah setebal lebih dari 3 meter akibat letusan dahsyat Gunung Merapi tahun 1006 M. Letusan ini juga menyebabkan candi dilupakan oleh para penganutnya yang mengungsi ke Jawa Timur saat pusat kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno beralih.

 Tata Letak Candi

Di kompleks Candi Ngawen, terdapat lima bangunan candi yang semuanya menghadap ke timur dan berjejer dari utara ke selatan, mirip dengan tata letak candi Hindu yang memiliki candi perwara dan candi induk. Namun, di Candi Ngawen tidak terdapat candi induk. Dari lima bangunan candi, hanya Candi Ngawen II yang berhasil direkonstruksi meskipun tidak sempurna.

Corak dan Gaya Arsitektur

Candi Ngawen memiliki corak bangunan yang unik dibandingkan dengan candi-candi lain di daerah Magelang. Jan Fontein dalam bukunya ‘The Sculpture of Indonesia’ menjelaskan bahwa Candi Ngawen memiliki gaya arsitektur khusus. Di Candi Ngawen II, ornamen dan hiasan candi memiliki motif khas dengan adanya gapura candi yang terpisah dari badan candi, membuat bangunan tampak lebih luas dan indah.

Keunikan Arca Singa

Salah satu keunikan Candi Ngawen adalah adanya arca singa jantan di setiap sudut candi. Arca singa ini berdiri di atas batu bulat yang dihiasi pahatan, dimaknai sebagai penjaga candi untuk menangkal pengaruh jahat. Arca singa serupa juga ditemukan di Candi Kidal, Malang, Jawa Timur. Gaya ukiran arca singa ini menyerupai lambang singa pada negara Singapura dan berfungsi mengalirkan air hujan melalui mulut arca.

Candi Ngawen adalah warisan sejarah yang tidak hanya memukau melalui keindahan arsitekturnya, tetapi juga melalui keunikan dan nilai historisnya yang kaya. Mengunjungi Candi Ngawen berarti menyelami sejarah, budaya, dan keindahan alam yang menyatu harmonis.***

Editor: Arief Mulyadin


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah