'Mangrove Angke Kapuk: Taman Wisata dan Penjaga Lingkungan Jakarta

- 26 Mei 2024, 03:40 WIB
/

LAMPUNG INSIDER- Taman Wisata Alam Angke Kapuk bukan hanya sekadar destinasi rekreasi, tetapi juga menjadi penjaga lingkungan yang sangat penting bagi keseimbangan ekosistem pesisir Jakarta. Di tengah keindahannya, hutan mangrove ini berperan sebagai sabuk hijau yang efektif dalam melawan abrasi pantai.

Keberadaan hutan mangrove di Angke Kapuk juga menjadi benteng alami yang melindungi pesisir Teluk Jakarta dari kerusakan yang semakin kritis. Di balik manfaat lingkungan yang luar biasa ini, potensi wisata alam Angke Kapuk tidak bisa diabaikan. Keindahan alamnya yang memesona menjadi daya tarik utama bagi wisatawan, dan kepopulerannya terus mengalami peningkatan, terutama di platform media sosial.

Berjalan di antara pepohonan bakau, udara segar dan bersih yang disaring oleh dedaunan yang rimbun memberikan ketenangan tersendiri. Suasana tenang dan sejuk menjadikan pengunjung betah berlama-lama di tempat ini.

Sejarah Taman Wisata Alam Angke Kapuk sudah dimulai sejak tahun 1939, ketika lahan seluas 99,82 hektar ini ditetapkan sebagai kawasan konservasi melalui keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Namun, perjalanan kawasan ini tidak selalu mulus. Para petambak ilegal yang merambah hutan bakau mengancam kelestarian lingkungan, mengubah sabuk hijau menjadi lahan pertanian dan budidaya.

Namun, pada tahun 2007, pemerintah bersama aparat keamanan melakukan operasi besar-besaran untuk mengusir para perambah ilegal tersebut. Sejak saat itu, proses rehabilitasi dan pengelolaan dilakukan secara bertahap.

Pensiunan pegawai kehutanan, Bambang Haryo, memainkan peran penting dalam pengelolaan Taman Wisata Alam Angke Kapuk. Dengan izin pengelolaan yang diberikan kepadanya sejak tahun 1997, dia berhasil membangun fasilitas pendukung pariwisata dan menjaga ekosistem hutan bakau dengan baik.

Untuk menjaga kelestarian lingkungan, diterapkan sistem zonasi yang membagi kawasan menjadi tiga zona: zona pemanfaatan wisata, zona inti konservasi, dan zona penyangga untuk berbagai aktivitas seperti pembibitan dan trek sepeda. Hanya sebagian kecil dari luas total lahan yang dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata, sementara sisanya tetap dibiarkan alami sesuai dengan fungsinya sebagai kawasan sabuk hijau.

Dengan pengelolaan yang berkelanjutan dan partisipasi masyarakat yang kuat, Taman Wisata Alam Angke Kapuk tetap menjadi salah satu penjaga lingkungan yang efektif sambil terus memukau pengunjung dengan keindahan alamnya.***

Editor: Arief Mulyadin


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah