Network
LAMPUNG INSIDER-- Bek Liverpool Trent Alexander-Arnold mengatakan kepergian Jurgen Klopp bakal terasa aneh namun ia mengaku suka tantangan baru yang akan muncul dengan hadirnya manajer baru di Anfield.
Setelah menukangi Liverpool sejak akhir 2015, Klopp akhirnya akan cabut dari Anfield. Ia memutuskan bakal cabut setelah musim 2023/2024 ini berakhir.
Klopp meninggalkan Liverpool dengan banyak memori indah maupun pahit. Ia telah berhasil membawa The Reds meraih delapan gelar juara di berbagai ajang kompetisi.
Baca Juga: Kemenangan El Classico Kado Kejepit Musim Terakhir Xavi Bersama Barcelona
Di musim terakhirnya, ia berhasil merevitalisasi lini tengah Liverpool. Alhasil mereka bisa bersaing meraih gelar juara di pentas Premier League lagi dan Liga Europa.
Trent Alexander-Arnold ditanya terkait kepergian Jurgen Klopp dalam wawancara dengan legenda Manchester United, Gary Neville. Trent mengatakan kepergian Klopp jelas akan membuat situasi menjadi aneh.
Pasalnya Klopp sudah menjadi bagian dari Liverpool selama sembilan tahun. Namun demikian Trent juga mengaku sangat menantikan suasana baru yang dihadirkan oleh sang manajer anyar.Baca Juga: Lamine Yamal Pemain Barcelona Paling Sakit Hati dari Kekalahan 4-1 Lawan PSG
“Ini akan menjadi aneh. Tapi saya rasa saya menyukai gagasan tantangan baru untuk tim, para pemain, dan klub," cetusnya pada Sky Bet's The Overlap, via Liverpool Echo.
"Menurut saya, tentu saja manajer akan datang dan mengubah cara kami bermain dan itu akan menjadi budaya yang berbeda dan pesan-pesan baru," sambung Trent.
Selama di era Jurgen Klopp, Liverpool punya mentalitas monster alias mentalitas pemenang. Jadi pertanyaannya apakah nantinya mentalitas itu bakal berubah setelah Klopp pergi?
Trent Alexander-Arnold menegaskan Liverpool akan tetapi sama seperti sebelumnya. Ia mengatakan semua pemain masih akan tetap lapar untuk meraih gelar juara di tiap kompetisi yang mereka ikuti.
Baca Juga: Bukan Mbappe, Mimpi Buruk Barcelona Luis Enrique
"Tetapi sebagai pemain, mentalitas dan keinginan untuk menang – bukan tekanan, tapi tekanan internal pada diri kami sendiri dan tuntutan untuk memenangkan sesuatu dan berada dalam perburuan gelar musim depan tidak peduli siapa manajernya – itulah yang kami harapkan dari diri kami sendiri," terangnya.
"Tentu saja hasil mungkin tidak sesuai dengan keinginan kami, namun selama mentalitas itu ada – tidak peduli siapa manajernya, namun selama ruang ganti mempunyai keinginan bahwa kami akan menang, kami mencoba untuk memenangkan sesuatu, ini bukan 'musim transisi', manajer datang dan dalam gaya permainannya terdapat mentalitas pemenang - itulah bagaimana transisi perlu terjadi," seru Trent.***
