Pakar Sebut Debat Cawapres Lebih Cerdas dan Kontekstual

- 23 Desember 2023, 13:14 WIB
Capres dan cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan (kiri) dan Muhaimin Iskandar (kedua kiri) bersama capres dan cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto (kanan) dan Gibran Rakabuming Raka (kedua kanan) usai mengikuti debat cawapres di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat malam.
Capres dan cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan (kiri) dan Muhaimin Iskandar (kedua kiri) bersama capres dan cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto (kanan) dan Gibran Rakabuming Raka (kedua kanan) usai mengikuti debat cawapres di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat malam. /ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/

LAMPUNG INSIDER - Pakar tata ruang Universitas Trisakti Yayat Supriatna menilai debat kedua antara para calon wakil presiden (cawapres) pada Jumat malam lebih cerdas dan kontekstual sehingga dapat memberikan pertimbangan bagi para pemilih.

"Iya, debat kali ini ini semakin jelas dibandingkan debat pertama. Lebih soft (lembut), lebih cerdas, tidak menembak. Kalau menyindir, menyindir secara intelektual, bukan memojokkan dengan sarkasme yang tujuannya memang menguji kapasitas cawapres," kata Yayat seperti dikutip dari Antara, Sabtu.

Yayat menilai debat pertama antara para calon presiden (capres) pada 12 Desember 2023 lalu penuh emosi. Sedangkan untuk debat cawapres, Jumat 22 Desember 2023 malam, para kontestan menyampaikan gagasan secara lebih kontekstual dan intelek.

Debat kedua untuk cawapres Pemilu 2024, Jumat malam, mengangkat tema meliputi ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN dan APBD, infrastruktur, dan perkotaan.

Khusus untuk masalah perkotaan, Yayat menilai ketiga kontestan perlu untuk mengelaborasi lebih jauh mengenai gagasan-gagasannya.

"(Untuk masalah perkotaan) jadi masih bersifat normatif, tidak dijelaskan apa yang dihadapi oleh tiap kota saat ini, kebutuhan paling mendesak itu apa. Masih generik, tapi memang sesinya terbatas sehingga eksplorasinya tidak bisa maksimal dalam waktu terbatas," katanya.

Beberapa isu utama yang dihadapi perkotaan saat ini adalah urbanisasi dan masalah transportasi. Namun, Yayat mengapresiasi calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka yang sempat menyinggung isu transportasi, yakni bertekad untuk menciptakan transportasi umum yang aman dan nyaman, termasuk bagi kelompok masyarakat penyandang disabilitas, lansia, dan anak-anak.

Baca Juga: Sentimen Positif Gibran Tertinggi di X Saat Debat Cawapres, Beda 1 Persen dari Mahfud

Baca Juga: Fokus Sampaikan Gagasan, Mahfud Tak Ingin Serang Lawan Dalam Debat Cawapres

Gibran juga mengungkapkan akan mendorong digitalisasi di sektor transportasi umum, salah satunya lewat Teman Bus. Di sisi lain, skema Buy The Service (BTS) juga akan diterapkan di kota-kota kecil untuk mendorong masyarakat beralih ke transportasi umum.

Teman Bus merupakan program Buy The Service (BTS) di mana pemerintah mensubsidi 100 persen biaya operasional kendaraan agar layanan angkutan dapat melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Layanan Teman Bus memiliki standar kualitas dan pelayanan yang prima, antara lain standar keamanan yang tinggi, termasuk penggunaan teknologi Internet of Things (IoT).

Selain itu, pasangan calon presiden Prabowo Subianto itu juga sempat menyinggung pentingnya interkoneksi akses logistik untuk mendukung investasi.

"Tapi tetap harus dijelaskan kepada publik kota kita itu sedang menghadapi apa, tekanan urbanisasi penduduk yang demikian pesat. Juga pada konteks pembangunan utilitas dasar yang mencukupi, itu juga belum terjawab," imbuhnya.

Rangkaian debat Pilpres 2024 dijadwalkan masih berlangsung tiga kali lagi, yakni pada 7 Januari 2024, 21 Januari 2024, serta 4 Februari 2024.***

Baca Juga: Gibran Tak Keberatan Diremehkan Saat Debat Nanti, Tak Ada Cawapres yang Ditakutinya

Editor: Iskak Susanto

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah