Network
LAMPUNG INSIDER- Dalam arena politik yang semakin memanas menjelang Pilgub Jabar 2024, Bima Arya telah mengguncang panggung dengan keputusannya untuk maju. Namun, satu pertanyaan besar pun muncul: Siapakah di antara Dessy Ratnasari dan Bima Arya yang akan mendapatkan rekomendasi dari Partai Amanat Nasional (PAN)?
Bima Arya, mantan Walikota Bogor yang memiliki reputasi kuat, telah mengumumkan niatnya untuk bertarung dalam pemilihan gubernur mendatang. Langkah ini tidak hanya menghebohkan, tetapi juga memunculkan spekulasi tentang kemungkinan rekomendasi dari partainya sendiri.
Dalam sebuah pertarungan yang semakin memanas, spekulasi pun berkembang apakah Bima Arya akan bermitra dengan Ketua DPW PAN Jabar, Dessy Ratnasari, yang juga memiliki ambisi politik yang kuat. Ataukah Bima Arya akan memilih untuk berdiri sendiri, menghadapi perlawanan dari seorang artis senior yang juga merupakan kader PAN?
Bima Arya, yang telah membuktikan kesetiaannya terhadap partai dengan mempertahankan jabatannya sebagai Walikota Bogor selama dua periode, menunjukkan komitmen yang kuat terhadap PAN. Namun, di sisi lain, Dessy Ratnasari juga tidak kalah berpengaruh, terutama dalam menggalang dukungan untuk partai di Jawa Barat.
Dalam dinamika politik yang semakin rumit, peran Dessy Ratnasari dalam memperbesar suara PAN di Jabar tidak dapat diabaikan. Keberhasilannya dalam meraih dukungan, baik sebagai politisi maupun sebagai figur publik, memberikan dimensi baru dalam persaingan internal PAN.
Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, dihadapkan pada dilema yang sulit. Dengan dua kader yang memiliki basis dukungan yang kuat, keputusan untuk merekomendasikan satu di antara Dessy atau Bima menjadi langkah strategis yang harus dipertimbangkan dengan matang.
Dengan Pilgub Jabar 2024 yang semakin mendekat, pertarungan politik di tingkat partai pun menjadi semakin menarik untuk dipantau. Siapakah yang akan akhirnya mendapatkan rekomendasi PAN untuk maju dalam kontestasi gubernur mendatang: Dessy Ratnasari ataukah Bima Arya? Jawabannya mungkin menjadi kunci bagi dinamika politik di Jawa Barat dalam beberapa tahun mendatang.***
