LAMPUNG INSIDER — Peneliti dari Perludem, Haykal, menyatakan bahwa pragmatisme politik?utm_source=tag_article&utm_medium=tag_article">partai politik dan kurangnya persiapan kader internal adalah penyebab utama tingginya jumlah calon tunggal dalam Pilkada 2024.
Haykal mengungkapkan bahwa ada tiga faktor utama yang menyebabkan munculnya calon tunggal di 41 daerah dalam Pilkada 2024. "Faktor-faktor ini meliputi pragmatisme politik?utm_source=tag_article&utm_medium=tag_article">partai politik, ketidakmampuan kader internal, dan pembentukan koalisi besar," jelasnya.
Menurut Haykal, politik?utm_source=tag_article&utm_medium=tag_article">partai politik yang mengutamakan kemenangan dalam Pilkada 2024 cenderung bergabung dengan koalisi besar yang terdiri dari partai-partai besar dengan basis suara yang signifikan. "Koalisi besar ini dapat menguasai 30-40% suara keseluruhan, sehingga partai-partai kecil memilih bergabung daripada bersaing secara independen," tambah Haykal.
Selain itu, kekurangan dalam kaderisasi dan rekrutmen politik internal partai juga berkontribusi pada fenomena ini. "Partai yang tidak berhasil dalam kaderisasi merasa kurang percaya diri dan lebih memilih bergabung dengan koalisi besar ketimbang berkompetisi sendiri," ujarnya.
Haykal juga mengingatkan bahwa Mahkamah Konstitusi melalui Putusan Nomor 60/PUU-XXII/2024 telah mengubah ambang batas pencalonan kepala daerah, memberikan kesempatan lebih luas bagi politik?utm_source=tag_article&utm_medium=tag_article">partai politik untuk mendaftarkan calon mereka secara mandiri. "Putusan ini sebenarnya membuka peluang lebih besar bagi politik?utm_source=tag_article&utm_medium=tag_article">partai politik untuk mengajukan pasangan calon kepala daerah tanpa harus bergabung dalam koalisi," pungkasnya.***