Naik Kayu Aro, Simbol Syukur dan Gembira

- 31 Agustus 2023, 18:51 WIB
Kayu Aro, pesta rakyat adat usai begawi adst
Kayu Aro, pesta rakyat adat usai begawi adst /Isbedy Stiawan ZS/

 

 

LAMPUNG INSIDER – Begawi adat Lampung Pepadun di Tiuh Gedung Ratu, Kec. Tulangbawang Udik, Kab. Tulangbawang Barat, masih menyisakan kenangan. Terutama saat masyarakat menyerbu kayu aro.

Usai begawi adat di mana keluarga Mahmur Nurdin dan Markuriyus cakak (naik) pepadun (singgasana) untuk diberi gelar oleh kepala adat sebagai suttan, sejatinya proses begawi selesai. 

Ada tiga sesi (tingkatan) dalam begawi (gelar/kerja) ini, yakni pepung marga/rapat adat dan menerima anjau, lalu cangget agung (tari.atau igel), dan terakhr.adalah turun duwai dilanjutkan cakak pepadun yakni pemberian gelar; dari tuan ke suttan.

Sebetulnya prosesi begawi adat pemberian gelar sudah selesai. Sah. Namun akhir dari suatu pekerjaan (begawi) mesti disyukuri. Bukanlah dalam agama dianjurkan mensyukuri setiap nikmat yang.diterima. Kalau tidak?.Ancaman Tuhan; "tunggu ajab-Ku amat pedih."

Itulah mengapa setiap begawi adat cakak pepadun disiapkan kayu aro. Dalam kayu aro ini ada filosofisnya. Misal berapa kayu aro yang ditancapkan: 1, 2, dan seterusnya. "Misal kalau yang naik pepadun ada dua keluarga, maka kayu aronya.ada dua," kata salah satu warga Gedung Ratu, Rabu 30 Agustus 2023. 

Kayu Aro yang bermakna pohon kehidupan, bisa dijadikan simbol kemenangan atau pesta bagi masyarakat. Hampir sama dengan panjat pinang pada agustusan, kayu aro juga dipanjat. Di atas kayu aro disediakan hadiah untuk diperebutkan masyarakat. 

Sekujur kayu aro juha dilimuri oli. Lalu dipanjat. Ada yang gagal ada yang sukses hingga ke puncak. Hadiah di paling pucuk ini biasanya harganya mahal dan barangnya lebih besar. Sehaliknya di bagian bawah, menjurus yang remah dan murah.

Halaman:

Editor: Isbedy Stiawan ZS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah