Penyair ‘Celana’ Tutup Usia, Dunia Sastra Indonesia Berduka

- 27 April 2024, 10:48 WIB
Joko Pinurbo (11 Mei 1962-27 April 2024)
Joko Pinurbo (11 Mei 1962-27 April 2024) /ist

LAMPUNG INSIDER – Penyair asal Yogyakarta, Joko Pinurbo, tutup usia, Sabtu 27 April 2024 sekira pukul 06.30. Dunia sastra berduka! 

Sejumlah grup WhatsApp dan aplikasi media sosial seperti X, FB, pagi ini sejak pukul 07.00 dipenuhi kabar lelayu atas wafatnya penyair yang dikenal dengan puosi “Celana”. Jokpin, lahir di Sukabumi, Jawa Barat, 11 Mei 1962, beberapa bulan terakhir sempat diopname di rumah sakit.

Kritikus sastra Indonesia, Maman S. Mahayana, di kolom komentar status FB sastrawan Yanusa Nugroho, menulis: Turut berduka cita yang mendalam! Puisi (sastra) Indonesia kembali kehilangan penyair penting yang ikut memperkaya gaya pengucapannya yg bersahaja. Selamat jalan Mas Jokpin.

Wakil Menteri Kominfo RI, Nezar Patria, juga mengucapkan duka cita yang dalam atas wafatnya Joko Pinurbo di laman FB-nya hari ini.

“Selamat jalan Mas Jokpin, karya-karyamu akan terus hidup. Terimakasih telah mendidik dan menghibur bangsa ini dengan puisi. Doa terbaik dan hormat,” tulis aktivis 98 pada pukul 09.17 WIB.

Sebelumnya, Nezar juga menulis di status FB-nya saat berkunjung ke kediaman Jokpin selepas penyair ini keluar dari rumah sakit. Tulisan putra Aceh ini diunggah pada 18 Desember 2023. 

Ucapan duka cita mengalir dari sastrawan Indonesia lain, seperti Kurniawan Junaidhie, Warih Wisatsana, Ons Untoro, Acep Zamzam Noor, Anwar Putra Bayu, dan banyak lagi.

Jokpin, akrab disapa, adalah penyair terkemuka Indonesia. Ia dikenal sebagai penulis yang melakukan pembaruan dalam puisi-puisinya, antara Sapardi Djoko Damono-Goenawan Mohamad. Tetapi, puisi-puisi Jokpin lebih cair, humoris, dan santai. 

Beberapa karya Joko Pinurbo termasuk Celana (1999), Celana Pacarkecilku di Bawah Kibaran Sarung (2007), Di Bawah Kibaran Sarung (2001), Pacarkecilku (2002), hingga Telepon Genggam (2003).

Kemudian, karyanya juga termasuk Haduh, aku di-follow (2013), Surat dari Yogya: Sepilihan Puisi (2015), Srimenanti (2019), hingga Tak Ada Asu di Antara Kita: Kumpulan Cerpen (2023).

Inilah dua puisi Jokpin tentang “celana” yang amat terkenal. Bahkan puisi “Celana Ibu” – lebih populer sebagai puisi Paskah – dinilai amat kristiani. 

Jokpin, memang sering pula disapa Romo. Selamat jalan Jokpin.

Puisi Celana 1 

Ia ingin membeli celana baru
buat pergi ke pesta
supaya tampak lebih tampan
dan meyakinkan.
Ia telah mencoba seratus model celana
di berbagai toko busana
namun tak menemukan satu pun
yang cocok untuknya.
Bahkan di depan pramuniaga
yang merubung dan membujuk-bujuknya
ia malah mencopot celananya sendiri
dan mencampakkannya.
“Kalian tidak tahu ya
aku sedang mencari celana
yang paling pas dan pantas
buat nampang di kuburan.”
Lalu ia ngacir
tanpa celana
dan berkelana
mencari kubur ibunya
hanya untuk menanyakan:
“Ibu, kausimpan di mana celana lucu
yang kupakai waktu bayi dulu?”

 

Celana Ibu

Maria sangat sedih menyaksikan anaknya
mati di kayu salib tanpa celana
dan hanya berbalutkan sobekan jubah
yang berlumuran darah.

Ketika tiga hari kemudian Yesus bangkit
dari mati, pagi-pagi sekali Maria datang
ke kubur anaknya itu, membawakan celana
yang dijahitnya sendiri dan meminta
Yesus untuk mencobanya.

“Paskah?” tanya Maria.
“Pas sekali, Bu,” jawab Yesus gembira.

Mengenakan celana buatan ibunya,
Yesus naik ke surga.

(2004).***

 

 

Editor: Isbedy Stiawan ZS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah