Denny JA: Pulanglah, Joko Pinurbo

- 27 April 2024, 11:26 WIB
Joko Pinurbo dalam lukisan AI karya Denny JA
Joko Pinurbo dalam lukisan AI karya Denny JA /ist

“Hidup Sampai Matahari Menjadi Dingin”

 

LAMPUNG INSIDER -- Berita wafatnya Joko Pinurbo, penyair besar saat ini, saya baca ketika sedang di sebuah Kafe, perjalanan ke Malaysia, berjumpa komunitas puisi esai di sana.

Seketika saya teringat puisinya berjudul “Pulang.”

Saya cari lagi di Google, ini kata- katanya yang saya suka.

“Rinduku yang penuh, pecah di atas jalanan macet,
sebelum aku tiba di ambang ambungmu.”

“Kegembiraanku sudah mudik duluan,
aku menyusul
kemudian.
Judul sajakku sudah pulang duluan.
Baris- baris sajakku masih berbenah di perjalanan.”

“Jika nanti air mataku, terbit di matamu.
Dan air matamu terbenam di mataku,
maaf selesai dan cinta kembali dimulai.”

Membaca kembali puisi ini dalam momen berita kematiannya, puisi ini memiliki arti berbeda. Ia bukan lagi sekedar ekspresi mudik lebaran ke kampung halaman. Ia mudik sebenarnya, ke kampung halaman dari semua semesta. Itu dunia gaib, entah dimana, yang tak pernah tuntas kita pahami sepenuhnya.

Halaman:

Editor: Isbedy Stiawan ZS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x