Yang Tercecer di Era Kemerdekaan (6): SAMIN TERKAPAR DI ANYER-PANURUKAN

- 9 Mei 2024, 08:41 WIB
ilustrasi
ilustrasi /

Oleh Denny JA

 

(Di era kolonial Belanda Di Indonesia era Daendles, 1808-1811, dimulai pembangunan jalan raya dari Anyer ke Panurukan sepanjang 1000 Km. Sebanyak 12 ribu pekerja Indonesia mati karena buruknya kerja paksa. Samin salah satunya)

*

Dari jalan raya Anyer- Panurukan, mobil itu menepi.
Yudi turun dari mobil.
Dikeluarkannya lima plastik kembang tujuh rupa.
Juga lima botol air mawar.

Maya, sang kekasih, membantu.

Setelah doa khusyuk, Yudi taburkan bunga itu.
Ia siramkan juga air mawar itu ke tanah.

Suasana hening.
Angin bertiup pelan,
membawa ribuan tetes air mata, dari masa lalu yang sangat jauh.

Bulu kuduk Maya berdiri.
Dari dalam tanah,
ia seolah mendengar longlong panjang ribuan burung yang sekarat.

Ujar Yudi,
“Samin itu kakek buyutku, dari sembilan generasi di atasku.
Ku tak tahu.
Juga semua keluargaku sejak dulu tak tahu.
Di sebelah mana, buyut Samin itu mati.
Mayatnya terkapar.
Jazadnya dibiarkan saja membusuk.”

Halaman:

Editor: Isbedy Stiawan ZS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah