Menikmati Keindahan Pulau Tidung yang Masih Segar dan Bebas Polusi Jakarta

24 Juni 2024, 20:30 WIB
Menikmati Keindahan Pulau Tidung yang Masih Segar dan Bebas Polusi Jakarta /

LAMPUNG INSIDER--Dibalik hiruk pikuk Kota Jakarta sebagai ibukota, terdapat gugusan pulau yang masuk dalam bagian wilayah administratif Kabupaten Kepulauan Seribu.

Beberapa pulau itu, diantaranya dikelola secara profesional sebagai destinasi wisata andalan Jakarta. Salah satunya adalah Pulau Tidung. Pulau eksotis dengan berbagai keragaman potensi wisata yang ada didalamnya.

Pulau Tidung menjadi alternatif warga Jakarta dan beberapa kota lainnya untuk berwisata dengan durasi kunjungan yang singkat khususnya saat weekend yang masa liburannya paling lama dua hari. Dan, dijamin akan memberikan pengalaman yang berkesan kepada siapa pun yang berkunjung ke Pulau Tidung dan selalu ingin kembali lagi kesini untuk menjejakkan kaki di jembatan cinta.

Pulau ini menjadi pilihan ditengah penatnya beraktivitas di Jakarta yang padat dan selalu ditingkahi dengan kemacetan lalu lintas dan permasalahan kota metropolitan yang kadang memicu stres berkepanjangan, maka berlibur sejenak ke Pulau Tidung bisa menjadi obat ampuh untuk pikiran dan hati siapa pun.

Nilai tambah lain dari pulau ini, tentu saja dari sisi aksesibilitasnya yang mudah dijangkau dari mana saja. Sejak dari Jakarta hingga akses laut menyeberang menuju ke Pulau Tidung dari Pelabuhan Muara Angke pun sudah sangat memadai, dengan armada kapal ferry yang selalu siap mengantarkan wisatawan menuju ke Pulau Tidung, sehingga kamu tidak perlu lagi khawatir.

Pulau Tidung terdiri atas dua pulau yakni; Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil. Kedua pulau ini pun telah dilengkapi dengan fasilitas pariwisata yang sudah memadai, sehingga jangan pernah khawatir apalagi harus repot menyiapkan bekal yang banyak saat berkunjung ke Pulau Tidung.

Meski demikian, Pulau Tidung besar menjadi tujuan utama para wisatawan mengingat potensi wisata di Pulau Tidung Besar lebih mengundang minat para wisatawan. Walaupun sebenarnya, saat ini pun pemerintah Provinsi Jakarta juga tengah melakukan pembenahan terhadap Pulau Tidung Kecil yang juga kaya akan sumber daya alam bawah laut dan pantainya agar lebih dikenal dan bisa menarik kunjungan wisatawan.

Sebenarnya, Pulau Tidung Kecil juga memiliki potensi pariwisata yang tak kalah dengan pulau induknya, bahkan terkesan lebih alami karena angka kunjungan wisatawan ke pulau ini masih relatif rendah.

Di Pulau Tidung Kecil terdapat potensi wisata alam dengan keragaman flora khas tumbuhan pesisir seperti hutan bakau, termasuk pula pengembangan kawasan agrowisata khusus di Pulau Tidung Kecil.

Selain itu juga, terdapat kawasan wisata terintegrasi yang potensial untuk sektor pariwisata dengan minat khusus seperti fasilitas outbound, camping ground dan wisata petualangan lainnya di sekitar Pulau Tidung Kecil.

Sampai saat ini, tidak banyak yang mengetahui asal penamaan Pulau Tidung. Padahal, penamaan pulau ini juga kental dengan sejarah dari keberadaan Pulau Tidung itu sendiri.

Nama Tidung sendiri identik dengan nama sebuah kerajaan yakni Kerajaan Tidung yang ada di daerah Kuala Malinau, Kalimantan Timur. 

Kerajaan Tidung dipimpin oleh seorang raja yang amat rendah hati dan sangat dihormati oleh rakyatnya, raja itu bergelar Raja Pandita. 

Karena kegigihannya melawan penjajahan Belanda, membuatnya harus dibuang ke pulau ini. Dalam pengasingannya di pulau ini, Raja Pandita sengaja menyembunyikan identitasnya, dan mengganti namanya dengan panggilan Kaca untuk memudahkannya bermasyarakat dengan warga sekitar pulau.

Raja Pandita ini pulalah yang memberikan nama pulau ini dengan sebutan Pulau Tidung untuk tetap mengingatkan dirinya akan kerajaan yang dulu pernah ia pimpin.

Belakangan, keluarga Kerajaan Tidung mendatangi pulau ini untuk menanyakan asal mula penamaan Pulau Tidung yang sama dengan kerajaan mereka. Sejak itulah, masyarakat di pulau ini baru menyadari jika Kaca sebenarnya adalah Raja Pandita. 

Selain nama sebuah kerajaan, Tidung juga adalah nama sebuah suku di Kalimantan Timur yang masih ada sampai saat ini.

Raja Pandita menghabiskan sisa hidupnya di Pulau Tidung, ia dimakamkan di bagian barat Pulau Tidung. Kemudian makam Raja Pandita dipindahkan ke area khusus pemakaman pada tahun 2011.

Prosesi pemindahan makam Raja Pandita pun dilakukan secara besar-besaran dan dihadiri keluarga Kerajaan Tidung dari Kuala Malinau. Momentum saat pemindahan makam Raja Pandita juga dilakukan justru di saat kunjungan wisatawan tengah ramai, hal ini bertujuan agar para wisatawan mulai menyadari potensi pariwisata lain dari Pulau Tidung yakni; wisata sejarah.

Pembangunan situs khusus Raja Pandita ini juga mulai gencar dilakukan oleh pemerintah setingkat desa di Pulau Tidung sebagai bagian dari upaya pengembangan potensi wisata sejarah di Pulau Tidung untuk dikenalkan kepada wisatawan agar semakin populer.***

Editor: Arief Mulyadin

Tags

Terkini

Terpopuler