Menikmati Keindahan Pulau Tidung yang Masih Segar dan Bebas Polusi Jakarta

- 24 Juni 2024, 20:30 WIB
Menikmati Keindahan Pulau Tidung yang Masih Segar dan Bebas Polusi Jakarta
Menikmati Keindahan Pulau Tidung yang Masih Segar dan Bebas Polusi Jakarta /

Selain itu juga, terdapat kawasan wisata terintegrasi yang potensial untuk sektor pariwisata dengan minat khusus seperti fasilitas outbound, camping ground dan wisata petualangan lainnya di sekitar Pulau Tidung Kecil.

Sampai saat ini, tidak banyak yang mengetahui asal penamaan Pulau Tidung. Padahal, penamaan pulau ini juga kental dengan sejarah dari keberadaan Pulau Tidung itu sendiri.

Nama Tidung sendiri identik dengan nama sebuah kerajaan yakni Kerajaan Tidung yang ada di daerah Kuala Malinau, Kalimantan Timur. 

Kerajaan Tidung dipimpin oleh seorang raja yang amat rendah hati dan sangat dihormati oleh rakyatnya, raja itu bergelar Raja Pandita. 

Karena kegigihannya melawan penjajahan Belanda, membuatnya harus dibuang ke pulau ini. Dalam pengasingannya di pulau ini, Raja Pandita sengaja menyembunyikan identitasnya, dan mengganti namanya dengan panggilan Kaca untuk memudahkannya bermasyarakat dengan warga sekitar pulau.

Raja Pandita ini pulalah yang memberikan nama pulau ini dengan sebutan Pulau Tidung untuk tetap mengingatkan dirinya akan kerajaan yang dulu pernah ia pimpin.

Belakangan, keluarga Kerajaan Tidung mendatangi pulau ini untuk menanyakan asal mula penamaan Pulau Tidung yang sama dengan kerajaan mereka. Sejak itulah, masyarakat di pulau ini baru menyadari jika Kaca sebenarnya adalah Raja Pandita. 

Selain nama sebuah kerajaan, Tidung juga adalah nama sebuah suku di Kalimantan Timur yang masih ada sampai saat ini.

Raja Pandita menghabiskan sisa hidupnya di Pulau Tidung, ia dimakamkan di bagian barat Pulau Tidung. Kemudian makam Raja Pandita dipindahkan ke area khusus pemakaman pada tahun 2011.

Prosesi pemindahan makam Raja Pandita pun dilakukan secara besar-besaran dan dihadiri keluarga Kerajaan Tidung dari Kuala Malinau. Momentum saat pemindahan makam Raja Pandita juga dilakukan justru di saat kunjungan wisatawan tengah ramai, hal ini bertujuan agar para wisatawan mulai menyadari potensi pariwisata lain dari Pulau Tidung yakni; wisata sejarah.

Halaman:

Editor: Arief Mulyadin


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah