Pilpres 2024, Kekuasaan untuk Gagasan: Memilih di Samping Jokowi

- 23 Februari 2024, 08:55 WIB
Joko Widodo
Joko Widodo /

 

 

LAMPUNG INSIDER – Ketika begitu banyak aktivis, intelektual yang menyerang Jokowi, bahkan ingin melengserkannya, mengapa saya memilih justru berdiri di samping Jokowi? 

Saya mulai dengan buku yang saya tulis sendiri: Membangun Legacy. Ini buku renungan dua puluh tahun saya malang melintangg dalam pemilu  presiden,  membantu seorang calon presiden terpilih. 

Tujuan tertinggi seorang pemimpin adalah membangun legacy. Itu hanya mungkin terjadi jika pemimpin itu memajukan masyarakatnya. Misalnya, ia meninggalkan satu warisan, satu kondisi yang memberi warna masyarakatnya untuk kemajuan. 

Saya diundang Pak Jokowi akhir Juli 2023. Kami berdua saja bercakap-cakap sekitar 30 sampai 40 menit. Saya katakan pada Pak Jokowi, "Yang istimewa, karena Pak Jokowi bisa keluar dari tradisi sedih Presiden Indonesia.”

Kita  sudah punya enam presiden sebelum Jokowi. Semua presiden itu berakhir dengan kisah sedih. Bung Karno dijatuhkan, Pak Harto dijatuhkan, Habibie ditolak pertanggungjawabannya oleh MPR,. Gus Dur juga dijatuhkan. 

Memang Megawati dan SBY selamat. Tapi  dua presiden ini di ujung kekuasaannya, partainya pada pemilu, turun drastis sekali. Tapi Jokowi sekarang ini potensial keluar dari tradisi itu karena kepuasan publik kepada Jokowi sekarang ini tinggi sekali.

Respon Jokowi: “padahal kita ini tiga tahun mengalami musibah Covid-19. “ Karena itu Pak,” saya katakan, “bagus sekali jika seorang presiden memiliki legacy. Yaitu jejak gagasan yang kokoh, yang nantinya itu mengharumkan masyarakat.”

Halaman:

Editor: Isbedy Stiawan ZS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah