masih diingatnya sebuah pesan terpampang di balai kesehatan
anak sapi menetek pada sapi
anak manusia menyusu pada sepi.
Akmal Nasery Basral
13.04.2007
“Saya suka puisi Mas Akmal,” puji Jokpin yang berusia enam tahun lebih tua dari saya, dengan kesantunan nan prima. “Ekspresi pada larik terakhir kuat sekali.”
Saya lega, meski tetap menduga, jangan-jangan Jokpin hanya sedang _ngemong_ saya sebagai yuniornya.
Pertukaran dua sajak kami yang digubah pada hari yang sama itu adalah satu-satunya momen ketika frekuensi estetika kami sedang selaras.
Setelah itu, saya tak pernah lagi mampu mengejar kelincahan diksi Jokpin, yang sering (terlihat) sederhana, lembut, lucu, namun hangat memancarkan aneka spektrum makna termasuk kedalaman spiritualitas yang penuh renjana.