Oleh Denny JA
(Di era kependudukan Jepang, 1942-1945, ribuan perempuan muda Indonesia dipaksa menjadi gadis penghibur tentara Jepang. Sebagian korban membawa luka itu hingga ajalnya)
*
“Terlalu banyak drama yang menyentuh.
Terlalu dalam luka yang dirahasiakan.”
Itulah sebabnya.
Shinta akhirnya mengubah tulisannya.
Bukan sebuah buku riset ilmiah yang dilahirkan.