Network
LAMPUNG INSIDER- Boyke, seorang praktisi hukum muda di Jawa Barat dan aktif di beberapa organisasi besar, turut menyoroti peran yang dimainkan seorang karakter dalam film "Vina Sebelum 7 Hari" yang dianggap menggambarkan anak dari seorang anggota kepolisian. Boyke menyayangkan representasi ini dan menilai bahwa hal tersebut dapat mempengaruhi opini publik.
Dalam film tersebut, karakter yang dikenal dengan nama Egi/Pegi, dianggap sebagai otak dari sekelompok pelaku kejahatan. Namun, menurut Boyke, fakta yang ditemukan oleh tim Polda Jabar dan Bareskrim Mabes Polri menunjukkan bahwa orang yang diduga sebagai Egi/Pegi bukanlah anak dari seorang anggota kepolisian, melainkan anak dari seorang asisten rumah tangga.
Boyke menegaskan bahwa penggambaran karakter tersebut sebagai anak polisi dalam film dapat menyesatkan opini publik, terutama karena fakta yang sebenarnya menunjukkan sebaliknya. Oleh karena itu, ia menyarankan agar rumah produksi film tersebut, yang dipimpin oleh Dheeraj Kalwan, untuk menarik klaim "Kisah Nyata" dari judul film dan melakukan revisi terhadap beberapa adegan yang tidak sesuai dengan fakta persidangan.
Jika tindakan tersebut tidak diambil dalam waktu dekat, Boyke menyatakan bahwa ia akan berkoordinasi dengan jajaran kepengurusan Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Hukum UNPAS untuk mengajukan somasi terbuka kepada pihak rumah produksi. Menurutnya, sebagai warga negara Indonesia dan praktisi hukum, penting untuk memastikan bahwa lembaga seperti rumah produksi film mendapatkan gambaran citra yang akurat dan positif.***
