Go to Hell with Your Endorsement!

- 19 Juni 2024, 10:51 WIB
Go to Hell with Your Endorsement
Go to Hell with Your Endorsement /

ANALISA 

Khaidir Asmuni

Democracy Care Institute

LAMPUNG INSIDER - Jika seorang calon Kada memiliki kekuatan branding pembelaan atau brand advocate yang tinggi dari para pendukungnya. Dan memiliki masa pendukung yang terukur baik dari basis massa yang jelas, kartu anggota yang penyebarannya terkawal mesin partai dan relawan, serta penguasaan teritorial yang mumpuni, endorsement sebetulnya jadi pelengkap yang memperindah.

Namun harus disadari, endorsement yang berkualitas subjeknya bukan untuk tujuan partisan tetapi substansi dan esensinya yang dibutuhkan untuk dapat memecahkan masalah.

Sehingga, ukurannya nilai (moral). Bukan karena unsur kedekatan Calon Kada dengan sang endorse secara pribadi.

Terkadang endorsement tidak relevan dengan situasi dan suasana batin masyarakat (baca: komunitas). 

Baru baru ini, viral, saat Anang menyanyikan lagu pada laga Timnas melawan Filipina yang justeru disoraki. Hal "memalukan" ini menunjukkan adanya pergeseran pandangan masyarakat terhadap figur endorsement.

Yang lebih baik adalah melihat kekuatan yang ada dalam diri calon (inner power). Ini justeru bisa mendapat simpati luas. Ingatlah calon Kada yang memiliki brand advocate sangat kuat. Karena brand advocate lebih tinggi statusnya dari influencer.

Saat ingin meraih suara yang sangat besar dari Gen Z atau Milineal pun pendekatan calon Kada sangat menentukan. Coraknya komunikasi dua arah dengan menjalin solidaritas terhadap komunitas tersebut. 

Kita ingat saat Gabriel Boric dalam pemilihan Presiden Chili mendekati masa pendukung anak muda yang umumnya rata-rata adalah pendukung dari Taylor Swift.

Halaman:

Editor: Arief Mulyadin


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah