Network
Lampu-lampu kota menyala sama ramainya dengan para pengendara sehingga dari balik kaca mobil ini aku mengalami keterpesoaan mendalam.
Betapa agung kota ini didesain dan betapa besar kuasa Allah Swt. Ia telah menciptakan orang-orang tuk membuat suatu peradaban nan megah dan beruntung aku tinggal di kota ini.
Kota ini meski telah mengalami kemajuan namun orang-orang yang hilir mudik dan niatnya untuk beribadah masih sangat bisa untuk menang jika bertanding dengan kaum-kaum yang suka memakai rok mini di emper pertokoan, kaum-kaum yang muntah-muntah di bodi mobil selepas pulang dari diskotik.
Baca Juga: Rekomendasi Novel Indonesia! Tuan Lijai Peranakan Cina Bangka, Cerita Bersambung
Beruntung ini malam masih pukul setengah sembilan jadi aku tak menyaksikan kaum-kaum seperti itu, yang kusaksikan saat ini adalah orangorang yang berboncengan dengan pacarnya, orang-orang yang kumpul di kafe pinggir jalan sambil menikmati kopi dan ketan susu dan keju, orang-orang yang baru keluar dari pengajian.
Pada malam minggu yang sumringah ini Tuan Li jai menyuruhku ke rumahnya untuk membicarakan perkembangan teknologi informasi bisnis. Tadi sewaktu ditelpon ia mengatakan bahwa ada berita baik sekaligus tantangan untukku. Cemas dan senang menjadi satu kesatuan dalam perasaanku.
Begitu ia memercayakan semua koneksi sistem teknologi informasi bisnisnya padaku. Seperti biasa sebagaimana hari-hari sebelum malam ini, Tuan Li Jai tak pernah menutup gerbangnya sebelum pukul sebelas malam.
Baca Juga: Rekomendasi Novel Indonesia! Komedi Blues Tuan Li Jai, Cerita Bersambung
Dia telah menungguku di teras rumah. Sambil memandang ikan-ikan di aquarium yang menyegarkan pandang, ia tersenyum memerhatikan renang warna-warni.
Saat kusapa barulah ia memersilahkan kududuk dan memanggil anaknya untuk membuatkanku minum. Jahe hangat adalah minuman yang ia pesan kepada anaknya untuk disuguhkan padaku.
