"Kurban dimaknai sebagai kesetiaan, ketaatan, kepasrahan terhadap perintah Tuhan. Hari Raya Idul Adha juga disamping sebagai syiar Islam, sekaligus dimaknai sebagai momentum upaya manusia 'membunuh' karakter, perilaku, sikap yang serba mengarah pada kesombongan," kata dia.
Ia menyebut perilaku sombong membuat manusia berjarak dengan Tuhan. "Perilaku sombong ini yang kerap menjadikan manusia terus berjarak dengan Tuhannya, kemudian berimplikasi pada perilaku lain, tak peduli terhadap sesama, kikir, bahkan serakah, bangga terhadap harta, pangkat, jabatan dan status sosial, tidak ada empati, tidak welas asih," kata dia.
Namun, ia bersyukur karena semangat berkurban masyarakat setiap tahun semakin baik dan antusias. "Tetapi yang harus diingat bahwa berkurban bukanlah untuk saling menyombongkan diri. Karena masih banyak juga kita menyaksikan semangat berkurban itu belum sepenuhnya tercermin sebagai upaya ketunduktaatan sekaligus upaya menundukkan perilaku kesombongan dan ketidakpedulian sosial," kata dia.***