Rekomendasi Novel Indonesia! Tuan Lijai Peranakan Cina Bangka, (Kecemburuan Programmer)

- 27 April 2024, 21:00 WIB
Kookaburra, Burung Ceria yang Sering Menjadi Subjek Seni dan Karya Sastra di Australia
Kookaburra, Burung Ceria yang Sering Menjadi Subjek Seni dan Karya Sastra di Australia /ilustrasi/

Aku mau makan bersama Ariani di kafe kece zaman ini. Seperti saat di kantor aku berbicara padanya, aku ingin bercanda dengannya, aku ingin bercanda sambil membicarakan perihal keangkuhan sebagian orang-orang di muka bumi ini.

Barangkali secara tak terduga ia akan menyentuh bibirku yang terdapat sisa makanan atau aku yang akan seperti itu. sambil memandang wajahnya dan ia memandangku, ah jika itu terlaksana sungguh bahagia diriku dalam siang yang tiada tangis ini.

Wajar jika Oki juga menginginkan Ariani. Perempuan muda dan cantik juga wangi dan baik sepertinya memang tak perlu lagi diragukan jika menjadi istri tapi aku masih yakin bahwa Ariani pun menginginkan diriku. Oki tak seganteng diriku.

Aku juga yakin kecerdasannya tak sebagaimana diriku. Aku mampu bersahabat dengan banyak orang termasuk si penyanyi blasteran, sedangkan dirinya hanya mau berbicara dengan Ariani.

Apalagi kemejaku selalu rapih dan wangi sedangkan ia untuk memakai dasi pun belum becus. Dia juga tak pernah kulihat memakai kaos kaki.

Keteknya selalu basah dan betapa dia itu lelaki yang tak tahu malu walau omongannya memang tak pernah ngelantur tapi dia bukan lelaki yang memiliki jiwa humor.

Warna merah mie ayamku yang disebabkan saus yang barangkali dari tomat busuk ini persis bibirnya. Kuyakin dia rombongan benaul bencong kurap yang tak tahu etika sebab sering menenggak vodka campur gula dan garam plus suka memakan tahi kucing goreng.

Aih seharusnya aku tak membicarakannya dengan sebutan nyeleneh bisikan jin ini tapi mau bagaimana lagi. Inilah kecemburuan ala progremer, kecemburuan ala orang yang bisa berhari-hari di depan laptop atau komputer.

Mungkin jika malam tiba dan tepat pukul setengah satu ia sedang sok cantik sambil memakai wik dan lipstik lalu menyender di tiang listrik emper pertokoan tengah kota.

Barangkali ia badut-badut dalam kerlap-kerlip goyang kota. Sayang rambutnya tak seperti Mie ayamku ini, sayang hidungnya tak seperti sendok dan sayang giginya tak serupa garpu ini.

Halaman:

Editor: Muhammad Alfariezie


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah