Network
LAMPUNG INSIDER-- PSSI dan Erick Thohir tidak belajar dari juara Piala Dunia tahun 2014 di Brazil jika menghentikan kontrak Shin Tae-yong andai tidak mampu membawa skuat garuda muda lolos fasegrup Piala Asia U23 Qatar.
Shin Tae-yong, pelatih kepala timnas Indonesia yang memiliki kemampuan membangkitkan gairah sepakbola Indonesia melalui kedisiplinan, taktikal hingga keakraban.
Berbeda dengan pelatih-pelatih sebelumnya yang terkesan lebih mementingkan kharismatik daripada keakraban dengan para pemain. Shin Tae-yong selalu menempatkan dirinya sebagai pemain kedua belas.
Baca Juga: Shin Tae-yong Coba Akselerasi Sayap Indonesia untuk Kecoh Bek Australia
Di pinggir lapangan, ia seperti Jose Mourinho yang tak ragu membela anak asuhnya. Dalam cara main, ia seperti Ancelotti yang mampu menggabungkan para pemain bintang dalam satu tim. Dari prinsip bermain, ia mengedepankan teknik dasar kaki ke kaki untuk memenangkan pertandingan.
Shin Tae-yong pantas mendapatkan kontrak lebih dari lima tahun, sebagaimana kepercayaan Timnas Jerman kepada Joachim Low yang ditunjuk menggantikan Jurgen Klinsmann.
Awal melatih, Joachim Low sama seperti pendahulunya yang hanya membawa Jerman menjadi semifinalis Piala Dunia. Akan tetapi empat tahun kemudian, Jerman dan skuat mudanya berhasil mengandaskan perlawanan Argentina di Brazil hingga menyabet gelar juara.
Baca Juga: AS Roma Daniele De Rossi Bisa Samai Rekor Jose Mourinho di Europa League
Tim sekelas Jerman yang kompak atas pembinaan usia mudanya saja, memerlukan waktu lebih dari sepuluh tahun untuk berprestasi. Lha ini Indonesia yang hanya langganan runner up piala AFF ingin prestasi instan tanpa mengedepankan pembinaan usia muda dari Liga.
